"Bintang, jangan ngelihatin aku terus ah. Aku jadi malu," Naira tertunduk malu-malu namun rona pipinya yang sewarna lambang cinta itu tak dapat dipungkiri. Bintang tersenyum seraya mengacak rambut Naira pelan.
"Kamu lucu kalau lagi malu-malu begitu," balas Bintang kemudian.
Naira mendongak, menatap wajah Bintang yang kini menatapnya dengan tatapan, entahlah, sayang mungkin.
"Kamu hebat Nai, dengan kondisi seperti kamu tapi kamu bisa memperjuangkan hak kamu sebagai seorang manusia. Mungkin bagi sebagian orang di luar sana, profesi kamu ini hina, tapi siapa yang mau pada awalnya untuk seperti ini? Mereka hanya bisa menuduh tanpa memberikan solusi.."
Naira sekali lagi terpana pada pria tampan di hadapannya. Pria itu sebenarnya semangat Naira memperjuangkan keberadaan dirinya sebagai seorang manusia. Menjelaskan pada orangtua dan keluarganya akan keadaannya setelah bertahun lamanya mereka menolak menerima keadaan dirinya yang seperti ini. Akhirnya, perjuangan itu memberikan hasil juga, batin Naira pelan.
Ia menggenggam tangan Bintang kemudian mengecupnya pelan.
Rabu, 24 April 2013
Kamis, 18 April 2013
Purbasari kepada Anom yang menunggu Arjuna [Dari Karma, Aku Belajar Cinta]
Aku percaya apa itu karma.
Setelah hari ini dia muncul, tepat di hadapan muka. Memamerkan kekuatannya, seakan-akan alam pun tunduk dengannya.
***
Katakan aku wanita aneh sedunia. Aku tidak pernah percaya apa itu cinta.
Katakan aku wanita paling bodoh sedunia. Aku tidak mau mengenal apa itu cinta.
Katakan aku wanita paling berpura-pura sedunia. Aku tidak pernah berpura-pura tak menginginkan cinta.
Buatku, cinta itu sesak, pedih, penuh air mata. Siapa butuh itu?
Tak peduli dengan hukum keseimbangan yang mengatakan setiap insan butuh satu rasa yang menyelaraskan langkah hidupnya dengan dirinya sendiri, dengan sesama, dengan alam, dengan Tuhan.
***
Dan karma itu akhirnya muncul juga.
Aku jatuh cinta. Pertama kalinya dengan pria berkaca mata berbingkai tipis itu. Duniaku berputar, semerbak harum bunga memenuhi indra penciumanku, rasa berdebar tak dapat kuenyahkan begitu saja dari dalam dadaku, ya.. Jatuh cinta ternyata tidak buruk-buruk juga ternyata.
Langganan:
Postingan (Atom)