Senin, 05 November 2012

Al

"Kamu suka es krim?" tanya Adel sambil mengacungkan sebuah es krim cokelat ke arahku. Aku menggeleng.
"Kamu nggak suka?" tanyanya lagi seakan tak percaya. Memangnya kenapa sih dengan manusia dan es krim? Apa mereka harus selalu saling menyukai?
"Aku nggak suka Adel," jawabku jengah. Adel kembali menaruh es krimnya ke kantong plastik hitam kemudian menaruhnya tepat di hadapanku.
"Lima bulan kita pacaran aku seperti nggak kenal kamu Al, aku bahkan baru tahu kamu nggak suka es krim," ujarnya datar. Aku berpaling dari tatapannya dan pura-pura fokus mentatap jalanan lengang di sebelahku.
"Kamu nggak perlu tahu," kataku akhirnya. Adel mendesah pelan.
"Aku perlu tahu karena kamu pacarku Al, aku perlu tahu mana hal yang kamu suka, mana hal yang kamu nggak suka. Lima bulan ini yang aku rasain aku buta."
Aku mendelik. Gusar sekaligus kesal.
"Buta?" tanyaku bingung.
"Aku buta tentang kamu Al. Kamu nggak pernah membiarkan aku untuk mempelajarimu, membuatmu senang karena apa yang aku lakukan, membuatmu tersenyum atau tertawa walau sebentar."
Giliran aku yang mendesah.
"Lima bulan ini, justru waktu yang paling lama yang pernah aku berikan pada orang yang belajar tentang diriku, kamu tahu aku, kamu mengerti aku,"
"Mengerti kamu? Tentang apa Al? Kamu lihat sendiri kan hal sekecil es krim cokelat aja aku nggak tahu sama sekali,"
"Kamu tahu sekarang kan?"
Aku tersenyum menatap Adel yang mulai kesal. Aku meraih tangannya kemudian mengecup buku-buku jarinya.
"Mungkin aku memang pendiam, pria paling pendiam yang pernah kamu kenal. Tapi Del, aku memang begini. Aku bingung harus memberitahu kamu dari mana tentang hal-hal yang aku benci atau aku suka. Aku nggak ngerti caranya Del, maka dari itu, aku mohon, kamu jangan berhenti untuk belajar tentang aku yah seperti aku yang nggak akan berhenti belajar tentangmu walau mungkin belajar tentang aku itu butuh waktu yang lama dan sulit, jangan menyerah yah Del. Aku butuh kamu,"

Adel terdiam. Wajahnya serius sekali menatap wajahku.
"Ya, kita berjuang sama-sama ya Al, saling mempelajari, saling mengerti." kata Adel akhirnya.
Aku menyentuh pipinya dengan ujung jariku.
Aku tahu dia mencintaiku dan aku tak perlu kata-kata I Love You untuk membuktikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar