Sabtu, 03 November 2012

Lima Tahun

Coraline membuka payungnya walaupun hujan masih rintik. Ia menegakkan bahunya, mencoba untuk mengumpulkan keberaniannya yang terserak dan ia mulai melangkah. Melewati kerumunan manusia lain yang sibuk menutupi kepala dengan tangan atau dengan benda apapun yang dapat menahan gururan air yang intensitasnya kini mulai meningkat.

Tangannya gemetar menahan beban air yang menghunjam payungnya, namun sebenarnya bukan itu. Dadanya masih sesak dengan kejadian tadi. Lima belas menit yang memorak-porandakan harga diri dan kepercayaannya selama lima tahun. Ya, ironis memang. Lima tahun yang hanya dibayar dengan lima belas menit.

Coraline terdiam. Di tengah pusaran arus manusia lalulalang di sekitarnya. Membuat sedikit kemacetan di tengah pedestrian. Ada yang tak bisa dibendungnya. Coraline membuka tamengnya, memperlihatkan kerapuhannya. Ia menangis dalam diam, dalam rinai hujan yang kian menderu deras, memanfaatkan keadaan agar ia tak bisa mendengar tangisnya sendiri karena itu memilukan.

Lima tahun lalu saat Dion memintanya. Ia berlutut dengan rasa gemetar, memandang mata azzura Coraline yang sendu yang ditatapnya dengan segenap cinta yang ia miliki saat itu. Dion meminta Coraline menjadi pendamping hidupnya, perempuan yang bisa ia lihat saat ia akan menutup mata di malam hari dan membuka mata pada pagi harinya, perempuan yang ia yakini dapat membuatnya merasa utuh.

Coraline bergeming menatap mata hitam Dion yang memandangnya penuh cinta, memancarkan sejuta pengharapan bagi hubungan mereka. Dion masih menatapnya. Bergelimang rasa kasih dan cinta. Namun yang dikatakan Coraline akhirnya, membuat Dion menunduk.

Aku butuh waktu. Lima tahun.

Lima tahun seperti yang telah mereka sepakati, Coraline yang sudah siap, menemuinya di sudut jalan pertama mereka saling mengenal lalu jatuh cinta, sudut jalan tempat Dion melamarnya.
Lima tahun yang mengubah segalanya.
Ada Dion di sana, masih tampan seperti biasa, menggandeng seorang balita yang diakuinya anaknya.

Coraline membuang payungnya. Membiarkan hujan menghapus segalanya. Segala keterlambatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar