Kita berdua sama-sama menyadari bahwa sudah tumbuh asa dalam diri, seiring berjalannya hari. Antara aku dan kamu, melewatkan minggu demi minggu bersama, berdua.
Kita berdua sama-sama menyadari jika setitik demi setitik asa yang muncul itu kian lama semakin membesar, kamu yang memberanikan diri untuk maju, aku yang terdiam. Tak tahu harus berbuat apa.
Kita berdua sama-sama tahu bahwa ada diriku dalam bayangmu saat kau mulai mendengar playlist lagu Daughtry di ipod-mu, karena dulu, aku pernah mengatakannya padamu bahwa aku salah satu penggemar beratnya.
Mungkin,
Yang tidak kamu ketahui ialah ketika kamu memutuskan untuk mundur dan menjauh, aku berusaha sekuat tenaga untuk menggapaimu kembali.
Namun yang terjadi?
Namun yang terjadi?
Kau hanya menganggapku angin lalu.
Berulang kali aku coba untuk menghangatkan hubungan yang sudah hambar diujung rasa, mulai memberanikan diri membuka hati, satu pintu terbuka untukmu, namun kamu tidak peduli.
Tahukah kamu bahwa ketika hal itu terjadi, dunia seakan menyumpahi dan menertawaiku?
Mungkin,
Kamu berpura-pura tidak menyadari segala macam cara telah aku lakukan untuk membuatmu tersadar, atau, kamu memang benar-benar tidak menyadarinya?
Hingga sampai saat ini, ketika aku tak lagi mendengar Daughtry, ketika aku mulai menghapus jejakmu dalam ingatan, dan berusaha untuk bangkit dan berjalan,
kamu hadir kembali, mengembalikan sedikit demi sedikit memori yang kita miliki.
Kita berdua sama-sama menyadari, bahwa kini aku mulai menyukai Kings of Leon. Menjadikannya sevagai band favoritku dan menjadi pengemar fanatiknya,
kamu mengambil langkah, memulai kembali cerita lama dengan menyukai band yang sama.
Tapi,
Kini biarkan aku melangkah sendiri.
Biarkan aku mencintai musikku dalam hening, tanpa ada sentuhanmu di dalamnya, tanpa ada memori sedikitpun di dalamnya.
Aku tak mau jatuh untuk kedua kali, tak lagi-lagi.
Biarkan aku untuk mengganti lagi musikku sendiri, dan jangan kau berani untuk mengikuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar