Senin, 25 Februari 2013

Setiap Tempat Punya Cerita [Assrianti]


Pandansari, Aku Jatuh Cinta!!



Baru banget gue buka satu folder di laptop yang selama ini jarang kesentuh. Udah berbulan-bulan mungkin, gue aja sampai lupa punya folder itu. Isinya semua tentang foto-foto Kuliah Kerja Praktik (KKP) (semacam KKN) gue di Desa Wisata Pandansari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, bulan Juli-September lalu. Jujur aja, liat foto-foto itu kayak gue terjun lagi ke masa-masa gue KKP. Gimana gue dan anggota kelompok bahu membahu buat ngerjain program-program kita, ngobrol bareng-bareng di kamar, gosip, antri-mengantri kamar mandi, hidup tanpa tv dan internet berkecukupan.

Jadi ceritanya gue memutuskan buat ikut KKP ini dan banyak banget yang nanya, apa alasan gue buat ikut KKP, padahal kalo di jurusan gue tuh KKP sifatnya optional, alias boleh dipilih boleh enggak. Well, alasan gue sebenernya gini. Gue kuliah udah hampir empat tahun-an, gak pernah ikut-ikut fieldtrip ke luar daerah, jalan-jalan, (iya gue tau, kasian ya gue :”( ), dan pas dosen bilang bahwa tahun ini departemen gue bakal ngadain KKP, gue super excited. KAPAN LAGI GUE BISA JALAN-JALAN KE DAERAH ANTAH BERANTAH DAN EHM, sekaligus PENGABDIAN MASYARAKAT? Haha. Gue putuskan saat itu, gue akan ikut KKP.
 

Gue tinggal di rumah Pak Lurah Kamdo, sama ke enam temen-temen gue dari macem-macem jurusan. Ada Jangski, temen gue satu IE, ada Mama Melisa anak aceh jurusan ilmu tanah, ada Dira anak agronomi, ada Rere anak ekstensi Gizi, ada Rafi dan Nea dari KPM. Bedanya kalo Jajang sama Rafi tinggal di rumahnya Pak Tarwat selaku ketua RT, agak ribet sebenernya kalo rumah kita dipisah-pisah gini, yaa tapi mau gimana lagi. Keputusan pak Lurah gak bisa di ganggu gugat :(. For your Info ya, udara di Pandansari AJEGILEEE dingin abis!!! Cuci muka aja berasa muke lo ditabok-tabok pake es balok (PAK PAK PAK!!! *ceritanya ditabok beneran*). 

Sehari setelah sampai di Pandansari, dan secara status kita adalah mahasiswa KKP baru, harus kenalan sama perangkat desa dan perangkat desa itu ngumpulnya di Balai Desa, OTOMATIS kita ke sana dooong. Oh yeah!! Naik apa? JALAN KAKI ya saudara-saudara!! Bisa dimaklum kalau jalan kakinya sebentar, ini ya ampun!! Butuh waktu satu jam minimal buat nyampe Balai Desa yang harus kita tempuh dengan JALAN KAKI karena nggak ada angkutan umum sama sekali, paling beruntung kalau ada mobil/truk sayur ya kami bisa numpang, tapi biasanya itu jaraaaang banget dan terpaksa kami semua jalan kaki. Ya rasanya betis gue mau meledak aja tiap jalan ke balai desa saking jauhnya.

Nah bagusnya di tempat gue KKP itu, Desa Wisata Pandansari memiliki potensi wisata yang besar banget, sesuai dengan namanya. Inilah yang membuat gue jatuh cinta dengan desa ini karena Pandansari memiliki banyak objek wisata yang bisa kita kunjungin kalau pergi ke sini. Salah satunya ialah Agrowisata Kebun Teh Kaligua, dimana di wilayah Kaligua ini selain kita bisa menikmati pemandangan kebun teh yang indah, kita juga bisa wisata sejarah ke Goa Jepang. Selain itu, kalau mau main basah-basahan, di wilayah agrowisata ini juga terdapat obyek wisata Tuk Bening. Foto di atas merupakan salah satu foto yang diambil di Tuk Bening dimana terdapat tujuh sumber mata air yang dipercaya oleh masyarakat setempat bisa membuat kita awet muda :). Ceritanya seminggu sebelum bulan puasa (sekitar Agustus), gue dan anak-anak KKP beserta Pak Tarwat, Bu Tarwat, Yudha (anaknya Bu Tarwat), dan Zaki (sahabatnya Yudha) nganterin gue dan anak-anak ke wilayah agrowisata Kaligua tersebut. Banyak momen berharga dan  berkesan yang gue alamin sewaktu melakukan jalan-jalan murah meriah tersebut. Gimana kita bisa berbagi bareng Zaki dan Yudha yang mukanya gemesin itu, karena setahu gue walaupun mereka sudah lama tinggal di Pandansari namun jarang banget melakukan wisata/jalan-jalan seperti ini. Maka dari itu inisiatif kita untuk mengajak mereka beserta Ibu dan Pak Tarwat pun besar, ingin saling berbagi kebahagiaan dan suka cita walaupun nggak berupa materi tapi kepuasan bathiniah yang kita dapetin. Sewaktu di Tuk Bening itu, kita bener-bener main basah-basahan bareng-bareng. Nggak peduli deh sedingin apa airnya yang penting semua orang harus basah dan senang, dan bahagia tentunya.

Seriuslah liat foto-foto selama gue KKP di Desa Wisata Pandansari itu bikin gue sedih sekaligus bangga. Setidaknya gue pernah tinggal dan survive di tempat yang bukan comfort zone gue, kenal dengan orang-orang yang punya berbagai macam kebiasaan, mandi air dingin tiap harinya (malah kalo dingin banget, kadang gak mandi hehe). Anyway, menurut gue, foto itu bisa membangkitkan memori dan lo bisa terlarut dalam kenangannya. Membuka kisah dahulu yang tak sengaja tertutup dan kembali membuka sedikit celah untuk diingat kembali bagaimana rasanya.

KKP seabsurd apapun, seaneh apapun, separah apapun, sesedih apapun, segembira apapun keadaannya, gue nggak pernah menyesal untuk itu, karena gue dapat pengalaman luar biasa dalam hidup selain kenangan-kenangan yang juga bisa gue kenang sewaktu-waktu. Gimana indahnya desa Pandansari, karena tiap lo keluar rumah, lo langsung bisa liat gunung, kebun teh, kebun kentang, kebun wortel, bahkan lo bisa panen kentang sendiri dengan tangan lo. Menurut gue itu luar biasa dan nggak semua orang bisa ngedapetinnya.

Banyak orang yang bilang, “gue nyesel deh ikut kkp”. Oke, dibalik kekeselan lo, ada sejuta pengalaman yang lo dapetin kan? Jujur aja gue juga gak ngalamin kkp yang seindah yang gue bayangkan awalnya, TAPI, tetep aja gue dapet BERIBU-RIBU keindahan yang gak akan gue dapetin kalo gue gak ikut KKP ini dan pengalaman berharga banyak gue dapetin, selain setiap harinya bisa melakukan wisata gratis hehe :D.

Oke deh, sekian cerita gue di tempat wisata sekaligus desa wisata yang bikin gue jatuh cinta ini. Setiap tempat punya cerita. Ini ceritaku, mana ceritamu? :p

Danke yang udah baca :)

Cheers.
Aci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar