Selasa, 12 Februari 2013

Sosis dan Sushi

“Itu sosis kan? Aku boleh minta?”
Dhannielle yang sedang menikmati bekal makan siangnya langsung menghentikan aksi makannya. Ia mendongak, menatap ke arah sumber suara. Seorang laki-laki keturunan Jepang tersenyum kepadanya. Giginya ompong satu namun tak mengurangi ketampanan wajahnya. Perempuan itu mengangguk, merasa malu sendiri karena ia seorang murid baru di sekolah.
Dhanielle salah tingkah. Dirapikannya rok seragam merahnya walau tak kusut.
                “Kamu murid baru di sini kan? Kenalin aku Akio.” Lelaki itu mengulurkan tangannya, senyumnya muncul membuat matanya semakin sipit.
Dhanielle tergugu, disambutnya tangan Akio yang terulur. Rona merah seketika menjalar di pipinya yang tembam.
                “Aku Dhanielle..”
                “Aku udah tau.”
Sedetik Dhanielle merasa kaget karena Akio mengetahui namanya, namun di detik berikutnya  mereka sudah mengobrol akrab, layaknya teman lama. Setiap harinya mereka selalu janjian makan siang bersama saat waktu istirahat sekolah tiba, terkadang saling menukar isi makan siangnya, sosis dan sushi.
Dhanielle tersenyum mengingat bagaimana pertama kali ia bertemu dengan Akio. Kenangan lima belas tahun lalu yang tiba-tiba saja hadir di dalam pikirannya. Kemudian tanpa sadar ia menggenggam tangannya sendiri, merasakan ada benda dingin yang melingkar di jari manisnya. Cincin pernikahan unik dengan desain sushi dari Akio, melekat indah di sana.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar